Rabu, 18 Januari 2017

{REVIEW} Kesempatan Yang Kedua (Scene of Passion) by Suzanne Brockmann

by google


Judul: Kesempatan Yang Kedua (Scene of Passion)
Penulis: Suzanne Brockmann
Alih bahasa: Friskana Elizabeth Febione
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Januari 2012
Halaman: 272 hlm; 18 cm
ISBN: 978-979-22-7892-7

Back cover:

Aman, tanpa kejutan, dan... membosankan, begitulah hidup Maggie Stanton. Pada usia 29 ia tinggal di rumah orangtuanya, menjalani pekerjaan yang tidak sesuai dengan minatnya, dan berkencan dengan lelaki yang tidak ia cintai. Namun semua berubah ketika ia bertemu lagi dengan Matthew Stone, sahabatnya saat SMA. Matt yang bertahun-tahun menghilang tanpa kabar, kini pulang untuk mengurus bisnis yang diwariskan ayahnya. Meski sempat tak mengenali Matt, Maggie sungguh kagum dengan perubahan drastis pria itu. Matt bukan lagi pemuda berandalan yang dulu Maggie kenal, melainkan pria dewasa yang bertanggung jawab.

Kekaguman serupa juga dirasakan Matt, yang memang sejak lama menyukai Maggie saat mereka sering berpasangan dalam pertunjukan teater. Ketika Maat memberikan penawaran tak terduga, Maggie pun menempuh risiko untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Namun selalu ada kerikil pada setiap langkah. Saat letup-letup cinta mereka berkembang, muncul kesalahpahaman. Akankah keduanya sanggup melewati hal itu?
****
Pertama kali baca Harlequin. Buku ini menceritakan tentang persahabatan, cinta, kegemaran dan juga keluarga. Maggie dan Matt memiliki kegemaran yang sama, yaitu teater. Sejak SMA mereka telah satu panggung memerankan tokoh utama. Karena itulah, Matt memiliki rasa terhadap Maggie, walaupun Matt sudah berpacaran dengan sahabat Maggie.

Setelah mereka lulus SMA, tak pernah bertemu lagi. Maggie harus kuliah, sedangkan Matt harus melawan penyakitnya. Hingga akhirnya mereka bertemu lagi saat Maggie akan menikah dengan kekasihnya, dan Matt berubah penampilan.  Saat Matt masih SMA, dia orang yang kecanduan minum dan merokok, tapi saat bertemu Maggie, dia berubah menjadi orang bergaya hidup sehat.

Maggie tak pernah menyangka kalau orang yang ada di club kesehatan yang dia anggap sebagai manusia hutan adalah Matt, teman lamanya. Pertemuan mereka sungguh tak terduga. Matt meminta bantuan Maggie untuk mengurus perusahaan peninggalan ayahnya.
Dari situlah kisah mereka berlanjut, sampai ada konflik kesalahpahaman diantara mereka.
****
Buku ini awalnya membuatku bingung waktu membacanya, tapi ketika sudah mulai ke inti cerita aku juga mulai menikmati. Alurnya mengalir dengan twist-twist yang mengejutkan.

Aku kasih 3,5 bintang untuk novel ini. Novel yang lumayan untuk mengisi kebosanan.



novel ini dibaca akhir tahun 2016, tetapi baru bisa posting di blog.

Tidak ada komentar: