Sabtu, 13 Februari 2016

Cerpen~My First Love

My First Love
            Bahagia, satu kata yang menjadi impian setiap manusia. Kata itu lah yang sedang dirasakan oleh Vina, gadis cantik yang sedang jatuh cinta. Perasaannya berbunga-bunga, bagaikan berada di surga yang indah. Inilah pertama kalinya Vina merasakan yang namanya jatuh cinta.
            Seorang laki-laki yang berhasil membuat Vina terpesona adalah kakak kelasnya. Laki-laki itu bernama Dimas, salah satu anggota OSIS di sekolahnya. Saat pertama melihat Dimas, Vina langsung menyukainya. Alasannya cukup sederhana, karena senyum Dimas yang menurutnya menenangkan hati.
Awal pertemuan mereka di sekolah baru Vina, sekolah yang akan membuat Vina bertemu dengan Dimas setiap hari. Walaupun awalnya ia harus menjalani serangkaian kegiatan MOS yang seharusnya menyebalkan, tak membuatnya merasa bosan. Mungkin ini yang disebut cinta itu buta.
Setelah kemarin pengarahan kegiatan MOS, hari ini MOS pun dimulai. Puisi yang telah disuruh membuatnya kemarin, sekarang harus dibacakan di depan semua peserta MOS dan anggota OSIS. Karena Vina terus memandangi Dimas, ia tak sadar bahwa sudah waktunya dia yang membacakan puisi.
            “Vina, kamu dipanggil tuh.” Salah satu temannya memberitahu.
            “Eh.. iya.” Dengan malas Vina maju ke depan, membacakan puisi yang sudah ia buat untuk Dimas.
            Semua orang kagum dengan puisi buatan Vina, bahkan Dimas ikut kagum dan tersenyum ke arah Vina. Seketika Vina langsung salah tingkah, ia bingung harus bagaimana menyembunyikan wajahnya yang merona. Dimas oh Dimas- gumam Vina.
            “Hei, kenapa melamun?” Tanya Dimas.
            “A.. ee.. tidak, aku tidak melamun. Aku hanya tak percaya puisiku disukai banyak orang.” Dengan gugup Vina menjawab asal, padahal dia malu karena sudah ketahuan memperhatikan Dimas.
            “Ooo begitu, yasudah kamu boleh duduk lagi.”
            “Iya kak.” Dengan menundukkan kepala, Vina kembali ke tempat duduknya.
            Sudah seharian Vina menjalani MOS, sekarang waktunya untuk pulang. Namun tiba-tiba ia melihat Dimas yang juga mau pulang, anehnya Dimas tidak terlihat tersenyum. Dia terlihat cuek dan jutek, padahal Vina mengira Dimas adalah laki-laki yang periang. Ah sudahlah, mungkin dia capek- gumam Vina dalam hati. Dengan langkah gontai, Vina menuju gerbang untuk pulang.
~~~~~
            Hari terus berganti, tak terasa kegiatan MOS telah selesai. Selama kegiatan MOS beberapa hari yang lalu, Vina sekarang tahu kalau Dimas bukan orang yang periang. Ia ternyata orang yang cuek apabila dengan orang yang belum akrab dengannya. Tapi kenapa waktu itu dia tersenyum kepada Vina? Bahkan, dia bicara sama Vina. Apa yang sebenarnya terjadi? Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Vina.
            Semakin Vina mencoba untuk tak memikirkan hal itu, malah membuat Vina semakin penasaran. Ia terus mencari informasi tentang dimas, mulai dari bertanya teman-temannya sampai bertanya kakak kelas yang lain. Dan akhirnya terjawab sudah, Dimas ternyata menyukainya. Menurut teman Dimas, dia hanya akan tersenyum dengan teman, keluarga dan orang yang disukainya. Maka secara tidak langsung Dimas memang menyukai Vina.
            Setelah mengetahui itu, teman-teman Vina dan Dimas membantu mereka untuk lebih dekat. Hampir setiap hari mereka membuat rencana agar Vina dan Dimas bisa bertemu di kantin, taman, perpustakaan dan tempat-tempat yang lain. Vina dan Dimas sekarang menjadi lebih dekat, tak jarang mereka sudah berani bercanda berdua, seperti saat ini mereka ada di taman sekolah.
            “Kita kok jadi sering bertemu ya?” Dimas bertanya.
            “Entahlah kak, aku sendiri tak tahu. Mungkin sudah jodoh, hahaha.” Vina tertawa, padahal ia berharap itu memang kenyataan.
            “Ya bisa jadi kita berjodoh. Memangnya kamu mau berjodoh sama aku?” Dengan hati-hati Dimas bertanya lagi.
            “Kalau sudah jodoh ya kenapa gak mau, kan semua sudah ada yang mengatur.”
            “Kamu benar, semua sudah ada yang mengatur. Tapi kalau manusianya tak mau, kan takdir masih bisa berubah. Kamu mau jadi pacarku tidak? Mungkin ini terlalu cepat, tapi aku sudah tidak bisa menahan perasaan ini lama-lama. Sejak pertama melihatmu, aku sudah menyukaimu. Kamu tak perlu menjawab sekarang, aku tunggu jawabanmu besok ya. Sekarang aku pergi dulu, sampai ketemu besok.” Dimas pergi dengan melambaikan tangannya.
            Vina yang masih terkejut dengan ucapan Dimas, hanya bisa terbengong-bengong melihat sikap Dimas yang susah ditebak. Ia tak menyangka Dimas akan menyatakan perasaannya, disaat mereka baru mulai dekat selama 1 minggu. Benar-benar membingungkan- Vina bergumam sambil berjalan menuju kelasnya.
~~~~~~
            Hari ini Vina harus memberikan jawaban atas pernyataan Dimas kemarin. Semalaman Vina tidak bisa tidur karena memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan. Walaupun Vina menginginkan menjadi pacar Dimas, tapi dia juga ragu kalau Dimas hanya berbohong. Sekarang dia sudah memutuskan untuk menjawab ‘iya’. Jam istirahat mereka bertemu di taman sekolah.
            “Bagaimana sudah dapat jawaban belum?”
            “Sudah kak. Aku mau jadi pacar kak Dimas.”
            “Benarkah? Kamu gak bohong kan?”
            “.......” Vina hanya mengangguk.
            “Terima kasih atas jawabanmu, aku senang karena kamu juga merasakan apa yang aku rasakan. Mulai sekarang kita resmi jadian, kamu janji akan selalu setia sama aku ya?”
            “Iya, aku juga senang kak. Aku janji akan setia sama kakak.”
            “Aku punya sesuatu buat kamu, tutup mata dulu ya.” Vina pun menutup matanya.
            “Buka matamu, ini buat kamu.” Dimas memberikan sebuah kalung dengan liontin hati.
            “Wah bagus banget kak, terima kasih.”
            “Aku pakaikan ya?”
            “.......” Vina mengangguk.
            “Nah sudah, kamu cantik banget pakai kalung itu. Pakai terus ya, jaga baik-baik kalungnya. Ini sebagai tanda jadian kita, I LOVE YOU Vina.”
            “I LOVE YOU TOO.” Dengan wajah bersemu, Vina menjawab.
            Semua berakhir dengan kebahagiaan, Vina dan Dimas sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Mereka jadi lebih semangat untuk pergi sekolah, belajar bersama dan saling berbagi. Setiap hari terpancar senyum bahagia dari mereka berdua.

-End-


  
Biodata
Rheya Krisma adalah nama pena dari Mariyam. Seorang gadis yang baru saja memulai menulis sebuah cerita dan mengikuti berbagai event menulis. Seseorang yang tidak mudah menyerah. Saat ini Mariyam belum memiliki kesibukan, selain membaca novel di rumah. Menurutnya, sehari tanpa membaca rasanya membosankan. Mariyam bisa dihubungi melalui facebook: Han Hye Sun Elf atau bisa kunjungi blognya mariyamkpopers.blogspot.com


Tidak ada komentar: