My
First Love
Bahagia, satu kata yang menjadi
impian setiap manusia. Kata itu lah yang sedang dirasakan oleh Vina, gadis
cantik yang sedang jatuh cinta. Perasaannya berbunga-bunga, bagaikan berada di
surga yang indah. Inilah pertama kalinya Vina merasakan yang namanya jatuh
cinta.
Seorang laki-laki yang berhasil
membuat Vina terpesona adalah kakak kelasnya. Laki-laki itu bernama Dimas, salah
satu anggota OSIS di sekolahnya. Saat pertama melihat Dimas, Vina langsung
menyukainya. Alasannya cukup sederhana, karena senyum Dimas yang menurutnya
menenangkan hati.
Awal
pertemuan mereka di sekolah baru Vina, sekolah yang akan membuat Vina bertemu dengan
Dimas setiap hari. Walaupun awalnya ia harus menjalani serangkaian kegiatan MOS
yang seharusnya menyebalkan, tak membuatnya merasa bosan. Mungkin ini yang
disebut cinta itu buta.
Setelah
kemarin pengarahan kegiatan MOS, hari ini MOS pun dimulai. Puisi yang telah
disuruh membuatnya kemarin, sekarang harus dibacakan di depan semua peserta MOS
dan anggota OSIS. Karena Vina terus memandangi Dimas, ia tak sadar bahwa sudah
waktunya dia yang membacakan puisi.
“Vina, kamu dipanggil tuh.” Salah
satu temannya memberitahu.
“Eh.. iya.” Dengan malas Vina maju
ke depan, membacakan puisi yang sudah ia buat untuk Dimas.
Semua orang kagum dengan puisi
buatan Vina, bahkan Dimas ikut kagum dan tersenyum ke arah Vina. Seketika Vina
langsung salah tingkah, ia bingung harus bagaimana menyembunyikan wajahnya yang
merona. Dimas oh Dimas- gumam Vina.
“Hei, kenapa melamun?” Tanya Dimas.
“A.. ee.. tidak, aku tidak melamun.
Aku hanya tak percaya puisiku disukai banyak orang.” Dengan gugup Vina menjawab
asal, padahal dia malu karena sudah ketahuan memperhatikan Dimas.
“Ooo begitu, yasudah kamu boleh
duduk lagi.”
“Iya kak.” Dengan menundukkan
kepala, Vina kembali ke tempat duduknya.
Sudah seharian Vina menjalani MOS,
sekarang waktunya untuk pulang. Namun tiba-tiba ia melihat Dimas yang juga mau
pulang, anehnya Dimas tidak terlihat tersenyum. Dia terlihat cuek dan jutek,
padahal Vina mengira Dimas adalah laki-laki yang periang. Ah sudahlah, mungkin dia capek- gumam Vina dalam hati. Dengan langkah gontai, Vina menuju
gerbang untuk pulang.
~~~~~
Hari terus berganti, tak terasa
kegiatan MOS telah selesai. Selama kegiatan MOS beberapa hari yang lalu, Vina
sekarang tahu kalau Dimas bukan orang yang periang. Ia ternyata orang yang cuek
apabila dengan orang yang belum akrab dengannya. Tapi kenapa waktu itu dia
tersenyum kepada Vina? Bahkan, dia bicara sama Vina. Apa yang sebenarnya terjadi?
Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Vina.
Semakin Vina mencoba untuk tak
memikirkan hal itu, malah membuat Vina semakin penasaran. Ia terus mencari
informasi tentang dimas, mulai dari bertanya teman-temannya sampai bertanya
kakak kelas yang lain. Dan akhirnya terjawab sudah, Dimas ternyata menyukainya.
Menurut teman Dimas, dia hanya akan tersenyum dengan teman, keluarga dan orang
yang disukainya. Maka secara tidak langsung Dimas memang menyukai Vina.
Setelah mengetahui itu, teman-teman
Vina dan Dimas membantu mereka untuk lebih dekat. Hampir setiap hari mereka
membuat rencana agar Vina dan Dimas bisa bertemu di kantin, taman, perpustakaan
dan tempat-tempat yang lain. Vina dan Dimas sekarang menjadi lebih dekat, tak
jarang mereka sudah berani bercanda berdua, seperti saat ini mereka ada di
taman sekolah.
“Kita kok jadi sering bertemu ya?”
Dimas bertanya.
“Entahlah kak, aku sendiri tak tahu.
Mungkin sudah jodoh, hahaha.” Vina tertawa, padahal ia berharap itu memang
kenyataan.
“Ya bisa jadi kita berjodoh.
Memangnya kamu mau berjodoh sama aku?” Dengan hati-hati Dimas bertanya lagi.
“Kalau sudah jodoh ya kenapa gak
mau, kan semua sudah ada yang mengatur.”
“Kamu benar, semua sudah ada yang
mengatur. Tapi kalau manusianya tak mau, kan takdir masih bisa berubah. Kamu
mau jadi pacarku tidak? Mungkin ini terlalu cepat, tapi aku sudah tidak bisa
menahan perasaan ini lama-lama. Sejak pertama melihatmu, aku sudah menyukaimu.
Kamu tak perlu menjawab sekarang, aku tunggu jawabanmu besok ya. Sekarang aku
pergi dulu, sampai ketemu besok.” Dimas pergi dengan melambaikan tangannya.
Vina yang masih terkejut dengan
ucapan Dimas, hanya bisa terbengong-bengong melihat sikap Dimas yang susah
ditebak. Ia tak menyangka Dimas akan menyatakan perasaannya, disaat mereka baru
mulai dekat selama 1 minggu. Benar-benar
membingungkan- Vina bergumam sambil berjalan menuju kelasnya.
~~~~~~
Hari ini Vina harus memberikan
jawaban atas pernyataan Dimas kemarin. Semalaman Vina tidak bisa tidur karena
memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan. Walaupun Vina menginginkan
menjadi pacar Dimas, tapi dia juga ragu kalau Dimas hanya berbohong. Sekarang
dia sudah memutuskan untuk menjawab ‘iya’. Jam istirahat mereka bertemu di
taman sekolah.
“Bagaimana sudah dapat jawaban
belum?”
“Sudah kak. Aku mau jadi pacar kak
Dimas.”
“Benarkah? Kamu gak bohong kan?”
“.......” Vina hanya mengangguk.
“Terima kasih atas jawabanmu, aku
senang karena kamu juga merasakan apa yang aku rasakan. Mulai sekarang kita
resmi jadian, kamu janji akan selalu setia sama aku ya?”
“Iya, aku juga senang kak. Aku janji
akan setia sama kakak.”
“Aku punya sesuatu buat kamu, tutup
mata dulu ya.” Vina pun menutup matanya.
“Buka matamu, ini buat kamu.” Dimas
memberikan sebuah kalung dengan liontin hati.
“Wah bagus banget kak, terima
kasih.”
“Aku pakaikan ya?”
“.......” Vina mengangguk.
“Nah sudah, kamu cantik banget pakai
kalung itu. Pakai terus ya, jaga baik-baik kalungnya. Ini sebagai tanda jadian kita,
I LOVE YOU Vina.”
“I LOVE YOU TOO.” Dengan wajah
bersemu, Vina menjawab.
Semua berakhir dengan kebahagiaan,
Vina dan Dimas sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Mereka jadi lebih semangat
untuk pergi sekolah, belajar bersama dan saling berbagi. Setiap hari terpancar
senyum bahagia dari mereka berdua.
-End-
Biodata
Rheya
Krisma adalah nama pena dari Mariyam. Seorang gadis yang baru saja memulai
menulis sebuah cerita dan mengikuti berbagai event menulis. Seseorang yang
tidak mudah menyerah. Saat ini Mariyam belum memiliki kesibukan, selain membaca
novel di rumah. Menurutnya, sehari tanpa membaca rasanya membosankan. Mariyam
bisa dihubungi melalui facebook: Han Hye Sun Elf atau bisa kunjungi blognya
mariyamkpopers.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar